Senin, 26 Agustus 2019

Sejarah dan Cara Membuat Serabi

Serabi merupakan kudapan tradisional khas Indonesia. Kuliner ini di Bojonegoro, Jawa Timur sempat cukup berjaya. 

Berbahan baku dasar tepung beras, serabi Bojonegoro atau biasa disebut serabeh terasa gurih. Disajikan dengan dua pilihan, diguyur santan kelapa atau cukup dengan parutan kelapa dan bubuk kedelai.  Serabi Bojonegoro bentuknya berbeda dengan serabi Solo.

Pada era tahun 90an atau zaman old, di Bojonegoro banyak ditemui penjual serabi di sejumlah tempat. Memang sekarang masih terdapat penjual serabi, tapi tidak setenar seperti dulu kala.

Salah satu penjual serabi yang masih bisa dijumpai adalah Sumbarno (45). Setiap sore wanita pekerja keras ini menjual serabi di Jalan Jaksa Agung Suprapto.

Wanita dibantu rekannya mulai menjual serabi pada setiap hari mulai pukul 17.00 Wib hingga 22.00 Wib. Serabi ini langsung dimasak ditempat. Proses memasak dengan cetakan khusus terbuat dari gerabah tradisional menjadi pemandangan yang eksotis.
Api yang membakar gerabah tidak menggunakan kompor, melainkan dari kayu bakar.

Hasil gambar untuk gambar serabi bojonegoro
Ada beberapa kemungkinan tentang dari mana kue serabi ini berasal. Kalau dilihat dari penampakannya sekilas kue serabi ini memang mirip dengan Pancake yang merupakan kue khas Belanda. Ini bisa saja terjadi karena Belanda memang pernah menjajah Indonesia dalam jangka waktu yang cukup lama. Jadi ada banyak kuliner Belanda yang kemudian dimodifikasi oleh orang-orang pribumi menjadi kuliner baru yang mirip-mirip.
Hanya saja kalau Pancake memang menggunakan bahan berupa terigu, telur dan susu yang merupakan bahan khas Eropa. Sementara Serabi menggunakan bahan asli Indonesia yaitu tepung beras dan santan kelapa. Walaupun ada juga yang mencampur tepung beras dengan tepung terigu dengan komposisi yang seimbang.
Ada lagi yang menduga dari bahan dasar pembuatannya, bahwa Serabi ini mirip dengan kue apem yang ada di India. Apalagi ditambah fakta bahwa di Jawa juga ada kue apem yang mirip dengan kue serabi hanya saja kalau kue apem dominan rasa manis dari gula merah sehingga warnanya pun menjadi kecoklatan.

Dahulu bangsa India memang banyak yang datang ke Nusantara untuk berdagang. Dengan demikian para pedagang dan pelaut India itu pasti singgah untuk beberapa saat lamanya di beberapa daerah di Nusantara. Di saat inilah mereka menyebarkan kebudayaan India termasuk kulinernya. Kuliner India ini kemudian diadaptasi dan dimodofikasi oleh orang-orang pribumi dalam soal rasa dan bahan dasar pembuatannya seperti halnya kuliner asing lainnya.
Di Sunda, “serabi” sering disebut sebagai “surabi’. Dalam bahasa Sunda, Sura artinya besar. Jadi bisa juga surabi ini dianggap sebagai makanan besar yang disajikan bagi para pembesar atau disajikan hanya pada saat hari-hari besar saja.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “serabi” berarti penganan yang berbentuk bundar pipih berpori-pori, dibuat dari adonan tepung beras dan gandum, air kelapa atau santan, ragi dan sebagainya, sebelum dimasak dibiarkan mengembang, dimakan dengan gula merah bercampur santan. Dalam bahasa Sunda, gula merah yang dicampur santan ini juga dikenal sebagai “Kinca”.
Serabi tersebar di Nusantara dengan variasi yang berbeda-beda dan sudah ada sejak jaman dahulu kala. Walaupun memang belum ada yang tahu pasti sejak kapan serabi ini ada. Dengan demikian bisa dibilang bahwa serabi merupakan kuliner pusaka yang diwariskan turun temurun oleh nenek moyang kita.

Yang pasti, serabi Notosuman Ny. Lidia yang ada di kampung Notosuman Solo sudah ada sejak tahun 1923. Serabi legendaris ini masih eksis hingga kini bahkan sudah membuka cabang di luar kota Solo. Seperti Jakarta. Serabi Notosuman ini dibuat dari adonan dengan campuran tepung beras dan santan kelapa agar diperoleh rasa gurih.
Hasil gambar untuk gambar serabi
Seiring berjalannya waktu, kini sudah banyak modifikasi serabi yang ditambahkan berbagai toppingan manis dan asin, seperti keju, daging, jagung, dan lainnya. Dan disajikan dengan tambahan mayones atau saus cokelat.
      Terdapat banyak macam serabi di Indonesia, seperti serabi solo, serabi jakarta, serabi bandung, serabi mataram, dan serabi modern. Hanya saja, hanya dua jenis serabi yang cukup terkenal di Indonesia, yakni serabi bandung dan serabi solo. Kedua jenis serabi ini memiliki perbedaan, baik dari bahan hingga penyajian yang berbeda. Jika serabi bandung menggunakan tepung terigu sebagai bahan utamanya, maka serabi Solo menggunakan tepung beras sebagai bahan utamanya.
      Untuk penyajian, serabi bandung biasanya disajikan bersama kinca, sedangkan pada serabi solo, santan ditambahkan ke dalam adonan.
      Ada lagi serabi minang yang banyak dijumpai di Medan, Sumatera Utara. Serabi ini biasanya disajikan bersama kuah yang dibuat dari campuran gula dan buah-buahan, serabi dengan kuah durian adalah jenis serabi yang paling sering dicari. 

Gambar terkait

Bahan:
Biang:
  • 25 gr tepung terigu
  • 1/4 sdt soda kue
  • 50 ml air
Bahan saus:
  • 500 ml santan dari i butir kelapa
  • 175 gr gula merah, diiris tipis
  • 2 sdm gula pasir
  • 1/4 sdt garam
  • 2 lb daun pandan
Cara membuat:
  1. Aduk bahan biang, lalu diamkan 15 menit. Sementara itu aduk tepung beras, tepung kanji, dan tepung terigu, tambahkan garam, gula, lalu masukkan santan encer sambil diuleni selama 30 menit.
  2. Masukkan biang lalu uleni lagi sambil dikeprok-keprok. Tuang santan sampai habis. Terakhir masukkan santan kental.
  3. Panaskan cetakan pofferces/cetakan serabi. Isi dengan ampas kelapa agar tidak lengket. Setelah panasnya rata, tuang adonan , lalu masak sampai matang.
  4. Rebus bahan saus sampai mendidih sambil diaduk lalu saring. Sajikan serabi dengan saus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resep Nasi Kikil Jombang